Relationship between nutritional status and bronchopneumonia incidence in toddlers at Cut Meutia Hospital North Aceh

Authors

  • Tasya Eka Putri Kenedi Universitas Malikussaleh
  • Cut Khairunnisa Universitas Malikussaleh
  • Nur Fardian Universitas Malikussaleh

DOI:

https://doi.org/10.35451/k3k1nm13

Keywords:

Children under five, bronchopneumonia, nutritional status

Abstract

Bronchopneumonia is an inflammation of the lung parenchyma that extends to the bronchioles. This condition occurs due to infection that spreads directly through the respiratory tract or bloodstream, causing the accumulation of inflammatory exudate in and around the alveoli that interferes with normal gas exchange and has the potential to trigger serious respiratory disorders. In Indonesia, in 2022, bronchopneumonia was recorded as the leading cause of death for toddlers aged 12-59 months. Risk factors such as nutritional status are known to play an important role in the increasing incidence and mortality due to bronchopneumonia. This study aims to analyze the relationship between nutritional status and the incidence of bronchopneumonia in toddlers at the Cut Meutia Hospital, North Aceh in 2023-2024. This study is an observational analytical study with a cross-sectional design. Data were obtained from medical records of 65 toddlers with bronchopneumonia collected using the total sampling technique. The results of this study showed that the majority of sufferers were female, with a median age of toddlers with bronchopneumonia being 16 months. The median weight of toddlers was 8,6 kg and the average height reached 73,37 cm. Most toddlers affected by bronchopneumonia had good nutritional status and mild disease severity. Statistical analysis using the Chi-Square test showed a p value <0,05, indicating a significant relationship between nutritional status and the incidence of bronchopneumonia in toddlers at the Cut Meutia Hospital, North Aceh in 2023-2024. The results of this study indicate that monitoring nutritional status in toddlers is very important to reduce the severity of bronchopneumonia. Therefore, health intervention programs, such as nutritional education for parents and the provision of balanced nutritious food, need to be intensified to reduce the severity of bronchopneumonia.

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biographies

  • Cut Khairunnisa, Universitas Malikussaleh

    Fakultas Kedokteran

  • Nur Fardian, Universitas Malikussaleh

    Fakultas Kedokteran

References

[1] Dewiyanti, Alwi, Sapiuddin SH. Hubungan status gizi dengan kejadian penyakit infeksi saluran pernapasan akut pada anak usia toddler di Posyandu Paccinongan. Jurnal Media Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar. 2023;14(2).

[2] Rahman IW, Arfani N, Rafika, Tadoda JV. Deteksi bakteri MRSA Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus pada sampel darah pasien rawat inap. Jurnal Ilmu Alam dan Lingkungan. 2023;14(1).

[3] Kementerian Kesehatan RI. Rencana aksi nasional penanggulangan pneumonia di Indonesia 2023-2030. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2023.

[4] Junaidi, Kahar IA, Rohana taruli, Priajaya S, Vierto. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian pneumonia pada anak usia 12-59 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Rubek Kabupaten Nagan Raya tahun 2021. Jurnal of Healthcare Technology and Medicine. 2021;7(2).

[5] UNICEF. Radang paru-paru [Internet]. 2023 [cited 2024 Apr 15]. Available from: https://data.unicef.org/topic/child-health/pneumonia/

[6] Seviana T, Manullang EV, Wardah, Indrayani YA, Ellysa, Epid M, et al. Profil kesehatan Indonesia 2022. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2023.

[7] Dinas Kesehatan Aceh. Penemuan kasus pneumonia balita menurut jenis kelamin [Internet]. 2024 [cited 2024 May 27]. Available from: https://profilkes.acehprov.go.id/statistik/grafik/penemuan-kasus-pneumonia-balita

[8] Dinas Kesehatan Aceh. Jumlah kematian neonatal, bayi, dan anak balita menurut penyebab utama [Internet]. 2024 [cited 2024 May 20]. Available from: https://profilkes.acehprov.go.id/statistik/grafik/jumlah-kematian-neonatal-bayi-dan-anak-balita/

[9] Sutriana VN, Sitaresmi MN, Wahab A. Risk factors for childhood pneumonia: A case-control study in a high prevalence area in Indonesia. Clinical Experimental Pediatric. 2021;64[11]:588-95.

[10] Dinas Kesehatan Aceh. Status gizi balita berdasarkan indeks BB/U, TB/U dan BB/TB [Internet]. 2024 [cited 2024 May 27]. Available from: https://profilkes.acehprov.go.id/statistik/grafik/status-gizi-balita-berdasarkan-indeks-bb-tb

[11] Rosalina S, Heriziana. Penyuluhan pencegahan stunting pada anak balita di Kelurahan 16 Ulu tahun 2024. Jurnal Pengabdian Ilmu Kesehatan. 2024 Jul 29;4(2):82–97

[12] Rizki S, Yanti A, Apriani F. Relationship between toddler characteristics and bronchopneumonia incidence. International Journal of Health and Medicine. 2024;1(1):28–42.

[13] A’yuni ZQ, Mamesah LSS, Marhana IA. Faktor jenis kelamin dan status imunisasi terhadap kejadian pneumonia pada balita di RSUD dr. Soedarso. Jurnal Bidan Cerdas. 2022 Dec 31;4(4):224–31.

[14] Firdaus FS, Chundrayetti E, Nurhajjah S. Hubungan status gizi, umur, dan jenis kelamin dengan derajat pneumonia pada balita di RSUP Dr. M. Djamil Padang periode Januari 2018 – Desember 2018. Jurnal Ilmu Kesehatan Indonesia. 2021 Jul 30;2(1):143–50.

[15] Melynia P, Parwati NWM, Indriana NPRK. Analisis faktor-faktor intrinsik yang berhubungan dengan kejadian pneumonia pada balita di Puskesmas I Denpasar Selatan. Jurnal Medika Usada. 2024;7(1):49–58.

[16] Oktaviana A, Munastiwi E. Peran lingkungan keluarga dalam kegiatan bermain anak usia dini dimasa pandemi Covid-19. Jurnal Golden Age. 2021 Dec;5(2):435–45.

[17] Nazarina, Rachmawati R, Febriani, Nurhidayati N, Christijani R, Safitri A, et al. Gaya hidup balita selama pandemi Covid-19 di Kecamatan Bogor Tengah, Indonesia. The Journal of Nutrition and Food Research. 2022 Oct 19;45(2):91–100.

[18] Sciarra F, Campolo F, Franceschini E, Carlomagno F, Venneri MA. Gender-specific impact of sex hormones on the immune system. Vol. 24, International Journal of Molecular Sciences. Multidisciplinary Digital Publishing Institute (MDPI); 2023;24.

[19] Palaguna S. Bronkopneumonia pada anak umur nol sampai satu tahun dan asap rokok. Jurnal Ilmiah Ecosystem. 2023 Aug 30;23(2):501–9.

[20] Hidayani WR. Pneumonia: Epidemiologi, faktor risiko pada balita. 1st ed. Jawa Tengah: CV. Pena Persada; 2020.

[21] Hariyanto H. Kejadian pneumonia pada anak usia 12-59 bulan. Higeia Journal [Internet]. 2020;4:549–60. Available from: http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/higeia

[22] Kalsum U, Dewi AS, Noorma N. Pengaruh fisioterapi dada terhadap bersihan jalan nafas pada anak bronkopneumonia usia 1-5 tahun di RSUD Tamada Bontang. Jurnal Cakrawala Ilmiah [Internet]. 2024 Jan 16;3(5):1509-14. Available from: http://bajangjournal.com/index.php/JCI

[23] Dewi MKPG, Lely AAO, Paramasatiari AAAL. Karakteristik penderita pneumonia usia 1-59 bulan yang dirawat inap di rumah sakit. Aesculapius Medical Journal. 2023 Oct 31;3(3):316–22.

[24] Jamil MM, Isnani N, Mulyani, Zaini M. Karakteristik anak penderita pneumonia yang mendapatkan antibiotik di Instalasi Rawat Inap RSUD Ulin Banjarmasin tahun 2022. Jurnal Polanka. 2023 Oct;5(2):125-30.

[25] Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2020 Tentang Standar Antropometri Anak. 2020.

[26] Khotimah K. Hubungan status gizi dengan kejadian infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) pada anak balita. [Mojokerto]: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Sehat PPNI; 2020.

[27] Inszira RP. Gambaran status gizi kaitannya dengan pemberian air susu ibu (ASI) ekslusif pada bayi di Kabupaten Sleman. [Yogyakarta]: Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Yogyakarta; 2022.

[28] Lokida D, Farida H, Triasih R, Mardian Y, Kosasih H, Naysilla AM, et al. Epidemiology of community-acquired pneumonia among hospitalised children in Indonesia: A multicentre, prospective study. BMJ Open. 2022 Jun 1;12[6].

[29] Subandi E. Hubungan status gizi balita dengan kejadian pneumonia pada balita di Desa Sutawangi wilayah kerja UPTD Puskesmas DTP Jatiwangi tahun 2019. Jurnal Syntax Admiration. 2020;1(2):25–31.

[30] Sangadji NW, Okta Vernanda L, Muda CAK, Veronika E. Hubungan jenis kelamin, status imunisasi dan status gizi dengan kejadian pneumonia pada balita (0-59 bulan) di Puskesmas Cibodasari tahun 2021. JCA Health Science [Internet]. 2022;2(2):66–74. Available from: www.random.org

[31] Salsabila EN, Mardiati. Hubungan status gizi menurut berat badan terhadap umur dengan kejadian bronkopneumonia pada balita di Rumah Sakit Umum Cut Meutia periode Januari-Desember 2021. Galenical: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh. 2022 Oct;1(3):85–93.

[32] Ulfa SR. Hubungan status gizi dengan derajat keparahan pneumonia balita di RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh tahun 2019. [Jakarta]: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah; 2020.

[33] Lim WS. Pneumonia. In: Encyclopedia of Respiratory Medicine, Second Edition. Elsevier; 2021. p. 185–97.

[34] Indarwati T, Salam AY, Roisah. Hubungan riwayat imunisasi dan pemberian vitamin A dengan kejadian pneumonia pada balita di Rawat Inap RSUD Pasirian Lumajang. Journal Nursing Research Publication Media (NURSEPEDIA). 2023 Jun 30;2(2):92–102.

[35] Mackenzie GA, Vilane A, Salaudeen R, Hogerwerf L, van den Brink S, Wijsman LA, et al. Respiratory syncytial, parainfluenza and influenza virus infection in young children with acute lower respiratory infection in rural Gambia. Sci Rep. 2019 Dec 1;9(1).

[36] Arista LL, Rezkitha YAA, Djalilah GN, Hartati E. Relationship of pneumonia characteristics with pneumonia severity among children under 5 years at Siti Khodijah Muhammadiyah Sepanjang Hospital in 2019-2020. In: Proceeding Series. 2022. p. 15–39.

[37] Lubis SAG. Hubungan status gizi dengan derajat klinis pneumonia pada balita di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. [Surakarta]: Universitas Sebelas Maret; 2023.

[38] Putri NR, Rahmah HA, Arbangi S. Proses asuhan gizi terstandar pada pasien bronchopulmonary dysplasia dengan status gizi buruk. [Cilacap]: Universitas Jenderal Soedriman; 2023.

[39] Talarima B, Lawalata IV, Pantouw FF. Systematic review faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian pneumonia pada balita. Moluccas Health Journal. 2022 Dec;4(3):130–8.

[40] Pranata MA, Asyik H, Purwoko M. Faktor risiko kejadian pneumonia pada anak dengan covid-19 di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang. Medika Kartika Jurnal Kedokteran dan Kesehatan. 2024 Jun 30;7(2):135–45.

[41] Umasangaji MS, Amir A, Rowa SS. Efektivitas pemberian makanan tambahan pada balita kurus dan sangat kurus di Wilayah Kerja Puskesmas Kapasa Kota Makassar. Jurnal Kesehatan Masyarakat & Gizi. 2021 Oct 31;4(1):16–23.

[42] Dwalasono S. A systematic review: Faktor risiko kejadian pneumonia pada balita di negara berkembang. [Jakarta]: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah; 2022.

[43] Destania M, Wahyu T, Siregar A. Asupan protein, vitamin a, zinc, dan status imunisasi pada status gizi balita dengan ISPA. Jurnal Penelitian Terapan Kesehatan. 2020 Aug;7(2):103–208.

[44] Winarti. Hubungan antara asupan protein, vitamin a, zink, dan riwayat ISPA dengan kejadian stunting pada balita usia 2-5 tahun di Desa Wonorejo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang. [Semarang]: Universitas Ngudi Waluyo; 2019.

[45] Rigustia R, Zeffira L, Vani A. Faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian pneumonia pada balita di Puskesmas Ikur Koto Kota Padang. Health & Medical Journal. 2019 Jan;1(1):22–9.

[46] Adijaya O, Bakti AP. Peningkatan sistem imunitas tubuh dalam menghadapi pandemi Covid-19. Jurnal Kesehatan Olahraga. 2021 Sep;9(3):51–60.

[47] Caci G, Albini A, Malerba M, Noonan DM, Pochetti P, Polosa R. Covid-19 and obesity: Dangerous liaisons. Journal of Clinical Medicine. 2020 Aug;9[8]:1-12.

[48] Herliani O. Obesitas anak di masa pandemi Covid-19. Hang Tuah Medical Jurnal [Internet]. 2021;19(1):95–118. Available from: www.journal-medical.hangtuah.ac.id

[49] Saminan. Efek kelebihan berat badan terhadap pernafasan. Jurnal Kedokteran Nanggroe Medika. 2019;2(4):27–33.

[50] Elfiyanti E, R.N AND, Muniroh L. Relationship between individual characteristics, nutritional knowladge, energy intake and physical activity with overweight in office employees. Jurnal Kesehatan Masyarakat & Gizi. 2022 Oct 31;5(1):87–94.

[51] Moreno-Noguez M, Rivas-Ruiz R, Roy-García IA, Pacheco-Rosas DO, Moreno-Espinosa S, Flores-Pulido AA. Risk factors associated with SARS-CoV-2 pneumonia in the pediatric population. Bol Med Hosp Infant Mex. 2021 Jul 1;78(4):251–8.

[52] Nuansa MK, Sumarmi S, Jaminah. Implementasi proses asuhan gizi terstandar pada pasien diabetes mellitus tipe 2 dengan pneumonia dan post-Covid 19: Sebuah laporan kasus. Media Gizi Kesmas. 2024 Jun 30;13(1):467–73.

[53] Syam RL. Hubungan status gizi dengan kejadian pneumonia pada balita di RSUD Syekh Yusuf Kabupaten Gowa tahun 2022. [Makassar]: Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar; 2024.

[54] Arny, Putri LAR, Abadi E. Hubungan status gizi dan paparan asap rokok dengan kejadian pneumonia pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tinanggea. Promotif: Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2020;10(1):73–7.

[55] Valentine hega. Hubungan status gizi dengan kejadian pneumonia pada anak-anak usia 1-3 tahun di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman. Jurnal Nan Tongga Health and Nursing. 2022;18(1):64–73.

[56] Amru DE, Putri YD, Selvia A. Hubungan status gizi dengan kejadian pneumonia pada balita. 2021;8(1):1–6.

[57] Kurnia I. Gambaran status gizi pada pneumonia balita di RSUD Kota Bogor tahun 2018-2020. [Jakarta]: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah; 2021.

[58] Asikin SB. Faktor yang berhubungan dengan kejadian pneumonia pada balita di Rumah Sakit Tingkat II Pelamonia Makassar. Jurnal Berita Kesehatan. 2019 Dec;9(2).

Downloads

Published

2025-10-31

How to Cite

Relationship between nutritional status and bronchopneumonia incidence in toddlers at Cut Meutia Hospital North Aceh. (2025). JURNAL KESMAS DAN GIZI (JKG), 8(1), 23-32. https://doi.org/10.35451/k3k1nm13