Infark miokardium dengan arteri koroner non obstruktif (MINOCA) dengan komplikasi ventrikel takikardi : LAPORAN KASUS

Authors

  • dr Nicholas Prananda Sembiring Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam
  • dr. Andika Sitepu, Sp.JP(K), FIHA, FAsCC, FAPSC, M.H.(Kes)
  • FIHA
  • FAsCC
  • FAPSC

DOI:

https://doi.org/10.35451/mmj.v1i2.2125

Keywords:

MINOCA, Infark miokardium, VT, angiografi

Abstract

Disini kami menyajikan seorang pasien dengan keluhan nyeri dada khas infark selama 2 hari dan menjalar ke punggung bagian belakang. Pada pemeriksaan saat ini, EKG awal menunjukkan elevasi segmen ST (>0,5 mm) di hampir semua sadapan. Pasien didiagnosis menderita STEMI anteroseptal akut dan syok kardiogenik. Pasien kemudian dilakukan pemeriksaan angiografi koroner yang dilaporkan hasilnya normal, tanpa lesi yang signifikan dan tidak ada tanda-tanda penyakit arteri koroner obstruktif, diseksi koroner, bridging atau emboli pada arteri koroner. Berdasarkan temuan di atas, kami menganggap pasien ini sebagai  infark miokardium dengan arteri koroner non obstruktif (MINOCA). Kondisi pasien di perparah dengan adanya VT disertai dengan ketidakstabilan hemodinamik sehingga pasien harus di kardioversi. Pasien segera dirujuk setelah 2 hari pengobatan. Defibrilasi telah dilakukan dua kali pada pasien ini. MINOCA biasanya terjadi pada pasien yang lebih muda dan wanita, yang mungkin memiliki risiko kejadian kardiovaskular lebih rendah dibandingkan pasien dengan CAD obstruktif. Penyebab paling umum dari MINOCA diwakili oleh penyakit plak koroner, diseksi koroner, emboli pada arteri koroner, spasme mikrovaskuler koroner, kardiomiopati Takotsubo, miokarditis, tromboemboli koroner, bentuk lain dari infark miokard tipe 2 dan MINOCA dengan etiologi yang tidak pasti. Diperlukan pemeriksaan lebih lanjut seperti resonansi magnetik jantung (CMR) untuk   menegakkan diagnosis lebih baik. Studi elektrofisiologi juga di pertimbangkan pada pasien ini dikarenakan pasien sudah berulang mengalami VT.

Downloads

Published

2024-04-30